Bagaimana Mempersiapkan Seminar Proposal ?

 




Setiap hari jumat pagi, setelah ngaji dan hanya berbekal yeruput kopi plus membaca sejumlah referensi primer yg relefan. Saya harus masuk kelas metodologi riset atau seminar proposal. Seperti biasanya, kelas ini sering dijadikan sebagai ajang curhat akademik; memetakan berbagai isu strategis; spt sosial, politik, pendidikan, budaya, dan agama. 

Sekaligus mengeksplore setiap problematika penelitian dan memunculkan kegelisahan intelektual (bagi yang sering gelisah😀) terhadap setiap persoalan yang sdg dihadapi dan dirasakan sangat urgen utk diteliti dan kemudian dicarikan pemecahan sesuai prespektif dan disiplin keilmuan masing2 mahasiswa. Agar memperoleh hasil penelitian yang baik dan optimal, memang harus menulis yang selaras dengan bidang kajian; "writing with authority". Jangan menyentuh dan meneliti persoalan yang bukan keahlianya.

Memang tidaklah mudah menulis dan menurunkan berbagai ide2 yang dianggap bagus dan keren dalam judul2 penelitian atau mempersiapkan naskah proposal. Apalagi mempersiapkan artikel yang bisa tembus jurnal bereputasi. Nggak pake calo, joki, dan transaksi loh! Sebagaimana praktik yang sering dilakukan jurnal predator. Bergentayangan mencari mangsa melalui WA atau email. 

Meskipun begitu saya optimis melihat sorot mata dan semangat membara para mahasiswa. Senantiasa menjaga Idealisme dan tak lekang oleh kepentingan apapun. Walaupun beriringan dengan kebijakan baru yang tidak mewajibkan menulis jurnal bereputasi yang mendadak itu. Tidak menjadikan motivasi  mereka padam. Karena menjadi peneliti sejati, menulis bukan karena regulasi semata. Hanya ingin lulus, naik pangkat, jadi GB, dan semacamnya. Hal ini bukan prioritas tujuan akhir. Sekedar efek samping positif saja. Semoga mendapat keberkahan!

Namun dorongan dan kewajiban moral untuk senantiasa berkontribusi pada kemaslahatan masyarakat luas dan pengembangan keilmuan.   Suka bereksperimen, bertanya, berdiskusi dan membentuk atmosfir riset (fokus membincang keilmuan, bukan urusan fulitik pragmatis). Senantiasa menanamkan rasa ingin tahu (curiousity) terhadap sebuah kebenaran. Berusaha menemukan, mengembangkan, atau bahkan melakukan dekonstruksi teori.  

Paling tidak suka pergi ke perpustakaan atau googling mencari dan mengidentifikasi sumber2 bacaan; bisa berupa buku, kitab, hasil penelitian, dan jurnal serupa. Setiap hari bisa dibawa, dibaca dan dibolak balik (ampe kumel). Lakukan critical review setiap sumber referensi melalui pembacaan secara kritis, bandingkan, dan simpulkan. To be yourself!

Sungguh, agar menjadi peneliti yang baik, profesional dan berintegritas serta bisa mempersiapkan seminar proposal🤗; Perlu keberanian dan kegigihan serta  kemauan mempelajari berbagai strategi jitu dan langkah2 efektif agar mudah, cepat, berhasil, dan aman (halalan thayyiban) pada saat menulis artikel, proposal skripsi, tesis, dan disertasi serta tulisan ilmiah yg lain. Semoga dimudahkan segala aktifitas dan urusan kita yah☣


@ Penulis adalah Pengasuh Pesantren Riset Al-Khawarizmi dan Dosen UIN Walisongo Semarang

Post a Comment

0 Comments