Islam sejak kelahiranya telah begitu kental dengan ajaran-ajaran moralitas demi membangun struktur masyarakat yang berbudaya, beragama, dan berperadaban luhur. Agama Islam yang dibawakan oleh seorang rasul bernama Muhammad, dalam bahasa Arab berarti sangat terpuji, mengindikasikan bahwa memang agama ini diturunkan untuk memperkenalkan dan sekaligus mengajarkan akhlak terpuji yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dengan realitas kondisi yang sangat “mengenaskan” karena miskin nilai, pada saat itu. Tak salah jika melihat erat hubungan Islam dengan persoalan nilai dan urgensinya akhlak bagi kehidupan manusia, nabi pernah menyatakan dalam sebuah hadis shahih bahwa “tidaklah aku diutus dimuka bumi ini kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Fakta sejarah membuktikan, bagaimana gambaran masyarakat
Arab pra Islam sama sekali tidak menunjukkan nilai-nilai kesalehan sosial.
Tetapi justru masih diselimuti fanatisme kesukuan dan individualisme yang
sangat tinggi, kebodohan, pertengkaran, dan hal ini sering membawa pada kekacauan
masyarakat. Wajar jika kondisi masyarakat Arab seperti ini, terkenal dengan
sebutan masyarakat Jahiliyyah. Namun
setelah kedatangan Islam, lambat laun kebudayaan yang sama sekali jauh dari
moralitas agama itu mampu disulap oleh Nabi Muhammad menjadi sebuah komunitas
yang mengedepankan sikap dan budi pekerti mulia. Masyarakat yang awalnya hidup
dengan situasi acuh tak acuh, kejam, bengis, dan menghisap satu sama lain serta
melecehkan martabat kaum wanita. Dengan metode uswah hasanah (percontohan yang baik) dari rasul, akhirnya mampu
mengenal sikap saling tolong menolong, memuliakan manusia, menghormati wanita, dan nilai-nilai kesalehan
sosial lainya.
Adalah salah jika terdapat sebuah pernyataan jika kehadiran
Islam itu semata-mata hanya mengajarkan persoalan akhirat dan ibadah. Melainkan
Islam, selain menuntun umatnya menjadi pribadi yang saleh secara spiritual
personal, juga menjadi pribadi dengan kepekaan yang sangat tinggi terhadap
lingkungan sosialnya. Ketakwaan seorang Muslim seharusnya tidak harus berhenti
ketika mereka berada di Masjid, Mushalla, dan ketika melakukan ritual semata. Melainkan
harus bisa memancarkan bekas ketakwaanya dalam realitas kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan shalat misalnya, di samping
berfungsi sebagai sarana penyucian diri dan berdo’a kepada Allah. Sebetulnya,
mampu membentuk karakter positif bagi pribadi muslim seperti sarana pendidikan
untuk menghargai waktu, disiplin, dan partisipasi yang sama dalam kehidupan
bermasyarakat. Begitu pula ibadah puasa, selain ibadah yeng bersifat individual,
puasa juga mempunyai efek untuk memiliki kepekaan yang tinggi terhadap
kehidupan di sekitar seorang Muslim.
Berdasarkan peran dan fungsi ibadah seperti itu, sudah semestinya
seorang Muslim itu harus menjadi model bagi masyarakat lain dalam persoalan
kebajikan. Selain beberapa contoh moralitas yang disebut di atas, seorang
Muslim harus bersikap lapang dada, toleran, dan menghormati kemajemukan.
Apalagi sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, sesungguhnya mereka telah
dirancang oleh Tuhan sebagai kelompok penengah (ummat wasath) yang diberi tugas menjadi saksi dan pemimpin umat
manusia (al-Baqarah/2: 143). Bahkan menurut Asghar Ali Engineer, Islam harus mampu
menjadi idiologi pembebas dan kekuatan revolusioner untuk menyuarakan sikap
kritis terhadap segala bentuk ketidakadilan, eksploitasi dan penindasan
terhadap kaum lemah (mustadh’afin). Sementara
Farid Esack, seorang Doktor di bidang Al-Qur’an dalam penelitianya juga telah
menunjukkan, betapa Islam sangat menganjurkan umatnya untuk membela kaum mustadh’afin, agar tercipta tatanan
sosial yang egaliter dan memberdayakan mereka.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah masyarakat Muslim di
era sekarang telah mampu menerapkan prinsip-prinsip moralitas yang diajarkan
Islam tersebut? Disinilah perlu secara kritis dan jujur menjawab pertanyaan
ini, karena pada kenyataannya sebagian besar masyarakat Muslim belum bisa
mengejawentah ajaran-ajaran idial Islam dalam praksis sosial. Nampaknya, masyarakat Muslim masih asik
berkutat pada persoalan teologi atau ibadah ritual, dan yang paling menyedihkan
belum beranjak dari konflik internal mereka menyangkat persoalan khilafiah dan saling klaim mazhabnya
sendiri yang paling benar. Sehingga, disadari atau tidak menyebabkan komunitas
Muslim tercerai berai, lemahnya ukhuwwah,
dan terkotak-kotak pada berbagai kepentingan politik.
Agar masyarakat Muslim bisa kembali menjadi masyarakat
terdepan dalam kesalehan sosial. Maka, terdapat beberapa langkah yang perlu
dilakukan, diantaranya; pertama,
masyarakat Muslim perlu secara terus menerus mengajarkan atau mensosialisasikan
kembali nilai-nilai kesalehan sosial dalam Islam melalui khutbah, pendidikan,
dan pengajian. Kedua, merancang
penerapan kultur kesalihan sosial pada komunitas Muslim sehingga menimbulkan
kesadaran bagi mereka. Semoga bermanfaat!
*Penulis adalah Pengasuh Pesantren Riset Al-Khawarizmi Semarang

15 Comments
Terimakasih bapak, bisa menambah wawasan🙏
ReplyDeleteterimakasih, sangat bermanfaat pak🙏
ReplyDeleteterimakasih, sangat bermanfaat pak👍
ReplyDeletesangat bagus pak untuk menambah pengetahuan dan wawasan
ReplyDeleteTerimakasih bapak, ilmunya sangat bermanfaat. Semoga bapak sehat selalu 🤲
ReplyDeleteterimakasih bapak, sangat bermanfaat Sekali dan Alhamdulillah bisa menambah wawasan dan pengetahuan
ReplyDeleteSangat bermanfaat menambah wawasan pengetahuan saya, terimakasih bapak. 🙏
ReplyDeleteTerimakasih pak... Alhamdulillah artikel tersebut mudah saya pahami
ReplyDeleteterimakasih, sangat bermanfaat pak 👍👍
ReplyDeleteAlhamdulillah, terimakasih banyak pak sangat bermanfaat, semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan kelancaran aamin🙏🤲
ReplyDeleteterima kasih banyak pak, alhamdulillah bisa menambah wawasan 🙏🏻☺️
ReplyDeleteSangat bermanfaat bagi kita pak, selain menambahkan wawasan tentang keislaman lewat artikel tsb kita juga lebih sadar bahwa agama islam adalah agama yg memerhatikan aspek sosial disekitar kita. Terimakasih bapak🙏
ReplyDeleteTerimakasih, ilmunya sangat bermanfaat pak🙏
ReplyDeleteSangat bermanfaat bagi para pelajar,
ReplyDeleteArtikel yang menarik dan Mudah dipahami.
Terima kasih banyak:')
Alhamdulillah, terima kasih pak atas ilmunya
ReplyDeleteAmat sangat bermanfaat